HISAB WAKTU SHOLAT
Oleh: Sayful Mujab, M.S.I.
Ibadah
sholat merupakan ibadah yang tidak sembarangan waktu boleh melaksanakannya,
akan tetapi ibadah ini telah ditentukan waktunya sebagaimana dalam Surat
an-Nisa’ ayat 103:
فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللَّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى
جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً.
Artinya:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.”
Untuk
mengetahui awal waktu sholat, maka dibutuhkan suatu disiplin ilmu yang dapat
membantu menentukannya, yaitu Ilmu Falak.
Adapun
tahap-tahap dalam menentukan awal waktu sholat secara global dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu Data yang dibutuhkan, proses, dan hasil akhir. Tahap
pertama, data yang dibutuhkan dalam perhitungan awal waktu sholat ada tujuh,
yaitu: lintang tempat, bujur tempat, tinggi tempat, bujur daerah, deklinasi
matahari, equation of time, dan ikhtiyat. Tahap kedua bertujuan untuk
menentukan posisi dan pergerakan matahari. Pada tahap ini dibagi menjadi 3
pembagian pokok, yaitu: mencari waktu zawal, mencari tinggi matahari
masing-masing waktu sholat, dan mencari sudut waktu matahari masing-masing
waktu sholat. Adapun yang terakhir, tahap ketiga, menentukan waktu-waktu sholat
yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan waktu sholat.
Data yang dibutuhkan
yaitu:
11.
Lintang
tempat ()
Istilah
ini dalam bahasa arab disebut عرض البلد ,
yaitu nilai sudut yang terbentuk dari ditarik suatu tempat ke pusat bumi
kemudian ke garis katulistiwa dalam satu gasir bujur. Untuk tempat-tempat yang
berada disebelah utara katulistiwa diberi tanda positif (+), adapun yang berada
di sebelah selatan katulistiwa diberi tanda negatif (-). Data ini bisa didapat
dengan menggunakan GPS (Global Position System), software encharta, software
google earth, peta, maupun data lintang yang ada di buku-buku falak lainnya.
22.
Bujur
Tempat (lx)
Istilah
ini dalam bahasa arab disebut طول البلد , yaitu sudut yang
diukur sejajar garis katulistiwa yang dimulai dari kota Greenwich sampai tempat
tertentu. Untuk tempat-tempat yang berada di belahan barat bujur Greenwich disebut
bujur barat dan para astronom biasa memberikan tanda (+), namun jika berada di
belahan timur greenwich disebut bujur timur dan para astronom biasa memberikan
tanda (-). Data ini bisa didapat dengan menggunakan GPS (Global Position
System), software encharta, software google earth, peta, maupun data lintang
yang ada di buku-buku falak lainnya.
33.
Tinggi
tempat (TT)
Tinggi
tempat yang dimaksud yaitu ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan
air laut. Tinggi tempat ini menggunakan satuan meter. Data ini bisa didapat
dengan GPS ataupun altimeter.
44.
Bujur
Daerah (ld)
Bujur
yang digunakan untuk menyatukan suatu wilayah agar seragam dalam penggunaan
waktunya. Di indonesia, tempat-tempat yang menggunakan WIB menggunakan nilai
bujur 105°
sebagai patokan, sedangkan WITA menggunakan bujut 120° dan WIT menggunakan bujur 135°.
55.
Deklinasi
Matahari (d)
Istilah
ini dalam bahasa arab disebut ميل الشمس , yaitu sudut yang
terbentuk dari ditariknya posisi matahari ke titik pusat bumi kemudian ke garis
katulistiwa. Jika posisi matahari berada di belahan utara katulistiwa mempunyai
nilai positif (+), namun jika posisi matahari berada di belahan selatan
katulistiwa mempunyai nilai negatif (-). Data ini bisa diperoleh dari software
yang telah ada, misalkan winhisab, ataupun tabel data deklinasi matahari yang
telah ada.
66.
Equation
of time (e)
Istilah
ini dalam bahasa arab disebut تعديل الزمان , yaitu selisih waktu
antara waktu matahari yang sebenarnya dengan waktu matahari rata-rata. Data ini
bisa diperoleh dari software yang telah ada, misalkan winhisab, ataupun tabel
data deklinasi matahari yang telah ada.
77.
Ikhtiyat
Yaitu
jeda waktu yang digunakan dengan tujuan untuk kehati-hatian. Nilai ini
sebenarnya variatif, tergantung si-hasib itu sendiri. Untuk waktu selain
waktu terbit matahari, ikhtiyat ditambahkan. Sedangkan khusus untuk waktu
terbit matahari, ikhtiyat ini dikurangkan. Disini, ikhtiyat yang digunakan
yaitu 3 menit.
Proses
11.
Waktu
Zawal
Yang
dimaksud dengan waktu zawal yaitu waktu disaat matahari berada diantara titik
utara dan selatan dimana pada saat itu bayang-bayang matahari merupakan
bayang-bayang paling pendek pada hari tersebut.
Adapun
rumusnya yaitu:
Zawal
= 12 – e + (ld
- lx)
÷ 15
22.
Tinggi
Matahari (ho)
Masing-masing
waktu mempunyai tinggi matahari yang tidak mesti sama yaitu:
a.
Tinggi
matahari waktu Ashar (ho
ashar)
Indikasi telah masuknya
waktu ashar yaitu jika panjang bayang-bayang sama dengan panjang tongkat
ditambah dengan panjang bayang-bayang waktu zawal. Karena panjang bayang-bayang
waktu zawal tiap harinya tidaklah sama, maka tinggi matahari waktu ashar harus
dihitung tiap harinya.
Ada langkah dalam
menentukan tinggi matahari waktu ashar yaitu:
Ø Zm = | d -
|
Ø Cotan ho
ashar = tan Zm + 1
b.
Tinggi
matahari waktu terbit/terbenam (h terbit/terbenam)
Tinggi matahari ini
digunakan untuk menentukan waktu maghrib maupun waktu terbit matahari. Tinggi
matahari ini di suatu tempat memiliki nilai yang tetap.
Adapun langkah dalam
menentukannya yaitu:
Ø Kerendahan ufuq = 0° 1,76’ Ö TT
Ø ho
terbit/terbenam = - (refraksi + semi diameter + kerendahan ufuq)
= - (0°
34’ 30” + 0°
16’ + kerendahan ufuq)
c.
Tinggi
matahari waktu isya’ (ho
isya’)
Tinggi matahari ini di
satu daerah mempunyai nilai yang konstan.
Adapun rumusnya yaitu:
ho
isya’ = -17°
+ h terbit/terbenam
d.
Tinggi
matahari waktu shubuh (ho
shubuh)
Tinggi matahari ini di
satu daerah mempunyai nilai yang konstan.
Adapun rumusnya yaitu:
ho
shubuh = -19°
+ h terbit/terbenam
e.
Tinggi
matahari waktu dluha (ho
dluha)
Tinggi matahari ini
mempunyai nilai yang konstan yaitu 4°
30’.
33.
Sudut
waktu matahari (to)
Istilah
ini dalam bahasa arab disebut نصف قوس النهار , yaitu busur sepanjang lingkaran harian suatu
benda langit antara waktu zawal dan waktu yang diinginkan.
Adapun
rumusnya yaitu:
Cos
to = sin ho
÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
Hasil
perhitungan dari rumus di atas masih dalam bentuk derajat. Untuk melanjutkan ke
proses selanjutnya, nilai tersebut harus diubah terlebih dahulu dalam bentuk jam
dengan cara membagi nilai tersebut dengan 15.
Hasil Akhir
1.
Dzuhur
= Zawal + ikhtiyat
2.
Ashar = Zawal + to
ashar + ikhtiyat
3.
Maghrib = Zawal + to
terbit/terbenam + ikhtiyat
4.
Isya’ = Zawal + to
isya’ + ikhtiyat
5.
Shubuh = Zawal - to
shubuh + ikhtiyat
6.
Imsak = Shubuh – 13 menit
7.
Terbit = Zawal - to
terbit/terbenam - ikhtiyat
8.
Dluha = Zawal - to
dluha + ikhtiyat
Contoh
Perhitungan
Data
untuk stain kudus tanggal 20 April 2011
=
-6°
48’ 02”
lx
= 110° 52’ 42”
TT =
35 meter
ld
= 105°
d
= 11° 23’ 42”
e =
0m 58d
ikhtiyat = 3 menit
Proses
1.
Mencari
waktu zawal
Zawal =
12 – e + (ld
- lx)
÷ 15
=
12 – 0m 58d + (105 - 110°
52’ 42”) ÷ 15
=
11 : 35 : 31,20 WIB
2.
Mencari
tinggi matahari (ho)
a.
Tinggi
Matahari waktu ashar (ho
ashar)
Ø Zm =
| d -
|
= | 11°
23’ 42” – -6° 48’ 02” |
= 18° 11‘
44“
Ø Cotan ho
ashar = tan Zm + 1
= tan 18° 11‘
44“ + 1
ho
ashar = Tanˉ¹ ( 1 ÷ (tan 18° 11‘
44“ + 1))
= 36° 57’ 56,65”
b.
Tinggi
matahari waktu terbit/terbenam (h terbit/terbenam)
Ø Kerendahan ufuq = 0°
1,76’ Ö
TT
= 0° 1,76’ Ö 35
= 0° 10’ 24,74”
Ø ho
terbit/terbenam = - (refraksi + semi diameter + kerendahan ufuq)
= - (0° 34’ 30” + 0° 16’ + 0° 10’ 24,74”)
= -1° 00’ 54,74”
c.
Tinggi
matahari waktu isya’ (ho
isya’)
ho
isya’ = -17°
+ h terbit/terbenam
= -17° + -1° 00’ 54,74”
= -18° 00’ 54,74”
d.
Tinggi
matahari waktu shubuh (ho
shubuh)
ho
shubuh = -19°
+ h terbit/terbenam
= -19° +
-1° 00’
54,74”
= -20° 00’
54,74”
e.
Tinggi
matahari waktu dluha (ho
dluha)
ho
dluha = 4°
30’
3.
Mencari
sudut waktu matahari
a.
Sudut
waktu matahari Ashar (to
ashar)
Cos to
ashar = sin ho
ashar ÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
= sin 36°
57’ 56,65” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”
to
ashar = Cosˉ¹ (sin 36°
57’ 56,65” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”)
= 50° 04’ 23,06”
= 3j 20m 17,54d
b.
Sudut
waktu matahari terbit/terbenam (to
terbit/terbenam)
Cos
to terbit/terbenam = sin ho
terbit/terbenam ÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
= sin
-1°
00’ 54,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”
to
terbit/terbenam = Cosˉ¹ (sin -1°
00’ 24,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”)
= 89° 39’ 56,92”
=
5j 58m 39,79d
c.
Sudut
waktu matahari Isya’ (to
isya’)
Cos to
isya’ = sin ho
isya’ ÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
=
sin -18°
00’ 54,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”
to
isya’ = Cosˉ¹ (sin -18°
00’ 54,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6° 48’ 02” x tan 11°
23’ 42”)
=
107° 04’
44,15”
=
7j 08m 18,94d
d.
Sudut
waktu matahari Shubuh (to
shubuh)
Cos to
shubuh = sin ho
shubuh ÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
=
sin -20°
00’ 54,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”
to
shubuh = Cosˉ¹ (sin -20°
00’ 54,74” ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”)
= 109°
07’ 21,45”
= 7j 16m 29,43d
e.
Sudut
waktu matahari Dluha (to
dluha)
Cos to
dluha = sin ho
dluha ÷ cos ÷ cos d
- tan x tan d
=
sin 4°
30’ ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6°
48’ 02” x tan 11°
23’ 42”
to
dluha = Cosˉ¹ (sin 4°
30’ ÷ cos -6°
48’ 02” ÷ cos 11°
23’ 42” – tan -6° 48’ 02” x tan 11°
23’ 42”)
=
83°
59’ 37,17”
=
5j 35m 58,48d
Hasil Akhir
Dhuhur =
Zawal + Ikhtiyat
=
pkl. 11:35:31,2 + 3menit
=
11:38:31,2
=
11:39 WIB
Ashar =
Zawal + to ashar + ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 + 3j 20m 17,54d + 3menit
=
14:58:48,74
=
14:59 WIB
Maghrib =
Zawal + to terbit/terbenam +
ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 +5j 58m 39,79d + 3menit
=
17:37:10,99
=
17:37 WIB
Isya’ =
Zawal + to isya’ + ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 + 7j 08m 18,94d + 3menit
=
18:46:50,14
=
18:47 WIB
Shubuh =
Zawal - to shubuh + ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 - 7j 16m 29,43d + 3menit
=
04:22:01,77
=
04:22 WIB
Imsak =
Shubuh – 13 menit
=
04:22 WIB – 13 menit
=
04:09 WIB
Terbit =
Zawal - to terbit/terbenam -
ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 - 5j 58m 39,79d - 3menit
=
05:33:51,41
=
05:34 WIB
Dluha =
Zawal - to dluha + ikhtiyat
=
pkl. 11:35: 31,2 - 5j 35m 58,48d + 3menit
=
06:02:32,72
=
06:03 WIB
Labels:
FIQIH
Thanks for reading HISAB WAKTU SHOLAT. Please share...!
0 Comment for "HISAB WAKTU SHOLAT"