بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillahirobbil
‘alamin segala puji bagi Alloh Pencipta alam semesta. Solawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kehadirat Pemimpin umat, sebaik-baiknya Makhluk Tuhan, nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatNya.
Ahad malam Senin ba’dal Magrib 17
Desember 2017 kami para santri PP. Fadllul Wahid Ngangkruk Bandungsari
Ngaringan Grobogan beramai-ramai menuju pelataran rumah KH. Habibul Huda bin
Naajid Pengasuh PP. Fadllul Wahid. Tetangga terdekat Pondok Pesantren
juga ikut berbaur bersama kami sebagai tamu undangan. Dan tak ketinggalan
anak-anak Al Kuttab PP. Fadllul Wahid dengan berseragam orange didampingi Bapak
Mamad DKK ikut meramaikan acara ini.
Rebana Al Mahbubiin pimpinan Bapak Sufyan terlihat sudah standby diteras ndalem
dari sejak sebelum kami datang, sementara Bapak Mamad dan Bapak Muhlisin sibuk
menata dan merapikan duduk para santri.
Selang beberapa menit kemudian panitia acara memberikan microphone
kepada Romo KH. Habibul Huda untuk membuka acara. Dengan penuh wibawa Beliau
awali acara dengan hamdalah solawat dan salam, kemudian Beliau meminta semua santri
untuk benar-benah hidmat, husyuk, dan hati yang hudur untuk bersama- sama
mencari berkah dengan membaca maulid Ad Diba’i, Beliau menyampaikan bahwa
didalam kitab tadzkirunnas diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW
senantiasa hadir dalam majlis yang dibacakan Maulid Ad Diba’i mulai dari awal
sampai akhir pembacaan, kemudian Beliau melanjutkannya dengan membacakan
suratul Al Fatihah yang dihadiahkan untuk arwah-arwah Pejuang islam yang
sudah wafat terhusus Nabi Muhammad SAW.
Dengan penuh hidmad dan husyuk semua santri dan tamu
undangan bersama-sama membaca maulid Ad Diba’I dengan diiringi rebana Al Mahbubin
yang menambah semakin semaraknya acara ini.


Setelah selesai pembacaan Maulid romo KH. Habibul Huda memberikan Tausiyah
atau Mauidol Hasanah kepada semua Hadirin. Dalam tausiyahnya Beliau
menceritakan tentang awal-awal Beliau berhidmah di Pesantren Ngangkruk dari
mulai diskusi Beliau dengan Ayah mertuanya Pendiri Pesantren Ngangkruk Romo KH.
Abdul Wahid Zuhdi Allohu yarham tentang keluh kesah kurang gregetnya program
untuk santri tingkat Aliyah, sampai diterapkannya hafalan Al Yaqut An
nafis, dan program-program baru yang tidak ada sebelumnya diera kepemimpinan
KH. Abdul Wahid Zuhdi. Kemudian Beliau menyampaikan rasa syukur yang mendalam
kepada Alloh SWT atas keberhasilan salah satu santri putra PP. Fadllul
Wahid yang bernama Zaenal Muttaqin santri asal Magetan Jawa Timur yang baru
saja berhasil menjuarai lomba Qiroatul Kutub Nasional dalam bidang usul
fiqih dan juga santri putri asal grobogan Jawa Tengah yang bernama Dwi
Ambar Sari yang sebelumnya terlebih dahulu menyabet juara satu tingkat nasional
dalam bidang nahwu kategori alfiyah ibnu malik, sampai-sampai KH. Habibul Huda
menyembelih kambing untuk melaksanakan nadzarnya saat santrinya juara. Kemudian
Beliau menyampaikan kepada semua santri bahwa jika ada pertanyaan dari
masyarakat tentang mengapa santri PP. Fadllul Wahid yang bisa dikatakan baru
seumur jagung tapi mapan dalam keilmuan agamanya? Maka beliau meminta para santri
jika ada pertanyaan semacam itu jawablah dengan mengatakan “karena santri
Fadllul Wahid Olehnya belajar itu dengan metode angkrem” angkrem artinya
continue terus-menerus, Beliau mengibaratkan ayam betina yang sedang
bertelor, bila sang betina tidak rutin dan continue dalam mengerami apa
jadinya telor-telor tersebut, pastilah busuk dan tidak akan menetas, begitupun
santri andai dalam belajar santri kok yab-yaban pastilah santri kurang
berkualitas hasilnya.
Ditengah mauidloh yang begitu husuk dan antusias tiba-tiba turun
hujan, santripun menjadi ramai karena kehujanan, dan Romo KH. Hbibul Huda mengakhiri
mauidlohnya, suasanapun menjadi ramai kembali oleh suara para santri mengantree
dibagi nasi kambing, pak Sufyan DKKpun langsung merespon dengan memukul rebana
menyertai santainya santri yang sedang makan bersama.
Akhirnya semoga KH. Habibul Huda, K. Zubair Abdul Wahid, dan
seluruh keluarga KH. Abdul Wahid Zuhdi beserta seluruh masyayikh dipanjangkan
usianya, Pesantren semakin maju, santri semakin istiqomah dalam belajar, dan
yang pasti Pesantren penuh cerita, penuh rasa, dan siap membela Bangsa dan
Negara.
Labels:
KALAM MASYAYIKH
Thanks for reading Mencari Berkah Di bulan Maulid Bersama Kiyai Pesantren. Please share...!
0 Comment for "Mencari Berkah Di bulan Maulid Bersama Kiyai Pesantren"