Di zaman yang serba modern banyak
sekali perubahan, mulai dari tradisi, idiologi, gaya hidup, sampai prilaku. Banyak
nilai positifnya tapi tak sedikit juga nilai negatifnya. Kalau kita meminta kepada
kakek atau orang tua kita untuk membandingkan kehidupan mereka dimasa lampau
dengan masa sekarang mungkin kebanyakan dari mereka akan mengatakan hidup di
masa sekarang jauh lebih mudah, terlebih orang di pedesaan, di tahun tujuh
puluhan mereka kemana-mana bersepeda dan sangat jarang seseorang mempunyai
sepeda motor apalagi mobil, bahkan untuk ke kota kabupaten saja mereka harus
menyewa dokar dari jauh-jauh hari, listrik juga mungkin belum ada, dan
rata-rata mereka juga sulit mendapatkan beras untuk makan. Sementara di zaman
sekarang semua serba ada dan lebih mudah.
Kita musti bersyukur hidup di era yang
semuanya serba mudah, namun kita juga jangan lengah terlena dengan kemudahan
hidup, sehingga kita melupakan hal yang paling urgen dalam hidup manusia yaitu ahlaq
atau moral, seberapa pintar seseorang, seberapa kaya seseorang, seberapa
berkuasa seseorang, tanpa ahlaq yang mulia apa jadinya.
Sering kita jumpai anak zaman sekarang bertingkah sesuai keinginannya
walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan norma, lebih parahnya lagi mereka
bangga dengan apa yang mereka lakukan, dan tidak peduli apa kata orang. Lalu mau
di arahkan kemana bangsa ini, mereka adalah penerus bangsa, generasi di masa
mendatang.
Anak-anak harus dibekali pendidikan ahlaq dan pendidikan karakter
mulai dari kecil, dan orang tua harus benar-benar selalu mendidik dan memperhatikan
mereka. Namun sangat disayangkan terkadang orang tua bukanya memberi tahu yang
benar tapi malah mendukung perbuatan anak, bahkan banyak sekali orang tua yang
tidak peduli dengan apa yang sebenarnya di lakukan oleh anaknya.
Kemudian lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia juga rata-rata
kurang memperhatikan pendidikan ahlaq untuk anak didiknya, dan mungkin sakarang
bisa dikatakan hanya Pesantren saja lembaga yang memprioritaskan pendidikan
ahlaq dan karakter untuk anak didiknya mulai sejak dini. Di Pesantren Para
Santri sudah dibiasakan sejak kecil untuk tidak berkata kecuali dengan
perkataan yang sopan, tidak berbuat kecuali perbuatan yang baik, tidak boleh
bertengkar, tidak boleh berkata kotor, tidak boleh menghardik teman, tidak
boleh mencuri. Mereka terbiasa makan bersama tanpa memandang perbedaan, terbiasa
menata barisan shof sholat berjama’ah dengan kesadaran, dan mereka terbiasa
hidup bersama-sama saat senang atau susah.
Ketika mendekati usia aqil balig mereka selalu diingatkan akan
tanggung jawab pribadi menjadi hamba Tuhan, setiap perbuatan dan perkataan akan
di pertanggung jawabkan dihadapanNya, tidak ada satupun perbuatan bahkan
perkataan hati yang lepas dari pantauanNya. Mereka Para Santri benar-benar
menyadari hal itu, sehingga tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali berlaku
sesuai aturanNya. Mereka tidak berzina bahkan tidak memandang lawan jenis
karena itu larangan Tuhan, mereka tidak korupsi karena itu larangan Tuhan,
mereka tidak melanggar aturan negara karena itu larangan Tuhan, mereka menaati
kedua orang tuanya karena itu perintah Tuhan, mereka menghormati yang lebih tua
karena itu perintah tuhan, mereka menyayangi yang lebih muda karena itu perintah
Tuhan, mereka menjaga negara karena itu perintah Tuhan, mereka menyayangi
sesama karena itu perintah Tuhan, mereka menjaga dunia karena itu perintah
Tuhan, dan mereka selalu mendasari perbuatannya atas aturan Tuhan.
Dengan Ini maka tata krama ala pesantren sudah seharusnya
menjadi tolak ukur dalam membangun moral Anak Bangsa.
Sekian semoga bermanfaat.
Labels:
FIQIH
Thanks for reading AHLAQ SANTRI UNTUK NEGRI. Please share...!
0 Comment for "AHLAQ SANTRI UNTUK NEGRI"