Wanita Bercadar
Oleh: Adib khoironi
Oleh: Adib khoironi
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah segala puji bagi Alloh Pencipta
alam semesta. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Sebaik-baiknya makhluq Tuhan NAbi Muhammad SAW, beserta Keluarga dan Sahabatnya.
Menyimpang, mungkin kata itulah yang pas untuk menggambarkan pandangan
orang awam terhadap kaum hawa yang memakai cadar. Memang wajar bila
orang awam mempunyai anggapan seperti itu, mungkin karena jarangnya mereka
melihat wanita bercadar, ditambah lagi di Indonesia hanya golongan tertentu
saja yang Kaum Muslimahnya selalu memakai cadar.
Lalu bagaimana pandangan syara’ mengenai wanita
bercadar ? benarkah
wanita bercadar itu menyimpang ? Atau bahkan bercadar merupakan suatu anjuran dari syara’ ?
Permasalan
ini berkaitan erat dengan bagaimana hukum seorang wanita menutupi wajahnya. Imam Al haromain meriwayatkan bahwa Para Ulama’
bersepakat untuk melarang wanita keluar rumah tanpa penutup wajah, sementara Al
Qodli ‘Iyad menuqil dari beberapa Ulama’ mengatakan sebaliknya yakni menutup
wajah bagi wanita itu hanya sunah hukumnya, dari kedua pendapat tersebut
kemudian ada penyelarasan atau jam’u untuk memahami pendapat dua Ulama’ besar tersebut,
dalam kitab Fathul jawad disebutkan bahwa sebenarnya kedua pendapat
tersebut tidak bertentangan; karena pelarangan wanita keluar rumah tanpa cadar
bukan berarti mewajibkan wanita untuk memakai cadar, melainkan pelarangan
tersebut untuk kemaslahatan umum supaya tidak terjadi fitnah, sehingga kandungan
dari kedua pendapat diatas sebenarnya sama,
yaitu seorang wanita tidak diwajibkan
untuk menutupi wajahnya, akan tetapi bagi laki-laki wajib untuk menjaga
pandangannya, dan bagi wanita yang mengetahui ada laki-laki ajnabi (tidak
mahram) sedang memperhatikannya maka dia
wajib untuk menutupi wajahnya.
Dari
uraian diatas sepantasnya kita seorang muslim tidak gampang-gampang mengklaim
dan memvonis wanita yang bercadar sebagai orang yang menyimpang, karena
bercadar adalah suatu kesunahan bahkan bisa menjadi kewajiban sesuai tuntutan
keadaan. Lalu perlukah kita bercadar ? perlu dan tidaknya semua tergantung
situasi dan keadaan kita masing-masing, dan yang terpenting ketika kita memutuskan untuk mamakai atau tidak memakai
cadar, jangan merasa kitalah yang paling benar dan yang lain berarti salah,
karena situasi dan kondosi seseorang memang benar-benar berbeda.
Sekian
semoga bermanfaat.
إعانة الطالبين - (ج 3 / ص 258)
وقوله شيء من بدن أجنبية أي ولو الوجه والكفين
فيحرم النظر إليهما، ووجه الإمام باتفاق المسلمين على منع النساء من الخروج سافرات
الوجوه وبأن النظر مظنة الفتنة ومحرك للشهوة وقد قال تعالى { قل للمؤمنين يغضوا من
أبصارهم } واللائق بمحاسن الشريعة سد الباب والإعراض عن تفاصيل الأحوال كالخلوة
بالأجنبية.
قال في فتح الجواد ولا ينافيه أي ما حكاه الإمام
من اتفاق المسلمين على المنع ما نقله القاضي عياض عن العلماء أنه لا يجب على
المرأة ستر وجهها في طريقها وإنما ذلك سنة وعلى الرجال غض البصر لأن منعهن من ذلك
ليس لوجوب الستر عليهن بل لأن فيه مصلحة عامة بسد باب الفتنة، نعم الوجه وجوبه
عليها إذا علمت نظر أجنبي إليها أخذا من قولهم يلزمها ستر وجهها عن الذمية ولأن في
بقاء كشفه إعانة على الحرام.
Labels:
FIQIH
Thanks for reading Wanita Bercadar. Please share...!
1 Comment for "Wanita Bercadar"
bisa kah aku masuk pesantren untuk belajar ilmu agama .alquran .dan bahasa arab .aku ingin sekali memperbaiki ahlak ku dan ingin kejalan yg diridhoi allah .umur ku 39 thn .aku seorang janda beranak 3 .tapi aku ingin sekali belajar .karena dari kecil sampai aku punya suami aku tidak ada yg membimbing ke ilmu agama